Minggu, 30 Oktober 2011

TUGU HADIAH DARI KANJENG SEPUH SIDAYU GRESIK


TUGU DESA HADIAH DARI KANJENG SEPUH SIDAYU
Oleh: Masnukhan, S. Pd.
(Tenaga Edukatif SMPN 1 Ujungpangkah Gresik)

Pada masa kerajaan sampai masa penjajahan, Sidayu menjadi salah satu kabupaten di nusantara. Nama-nama bupati yang pernah memerintah di kabupaten Sidayu adalah sebagai berikut:
  1. Raden Kromo Wijaya
  2. Adipati Probolinggo
  3. Raden Kanjeng Soewargo
  4. Raden Kanjeng Sido Ngawen
  5. Raden Kanjeng Sido Banten
  6. Kanjeng Kudus
  7. Kanjeng Djoko
  8. Kanjeng Sepuh
  9. Kanjeng Pangeran
  10. Ragen Badrun
Di antara kesepuluh bupati Sidayu itu, nama Kanjeng Sepuh yang sangat melekat di hati masyarakat Sidayu bahkan menjadi tokoh panutan dan kebanggaan masyarakat Sidayu. Nama asli Kanjeng Sepuh adalah Raden Adipati Soerjadiningrat.
Kanjeng Sepuh tersohor lantaran beliau adalah seorang bupati yang ulama atau ulama yang menjadi seorang bupati. Beliau sangat dicintai masyarakatnya karena beliau sangat memperhatikan nasib rakyat yang dipimpinnya terutama kawula alit. Kecintaan itu hingga kini tidak luntur. Hal ini dibuktikan diantaranya dengan diabadikannya nama beliau sebagai nama Majid Besar Sidayu dan nama Lembaga Pendikan terbesar di kecamatan Sidayu yaitu Taman Pendidikan Kanjeng Sepuh atau lebih dikenal dengan singkatan TPKS.
Pada masa hidupnya beliau mempunyai kegemaran memelihara kuda baik sebagai kuda tunggangan maupun kuda penarik kereta. Suatu saat beliau mendengar bahwa di Ujungpangkah ada seorang yang mempunyai kuda yang bagus. Orang itu bernama Jayeng Katon. Beliau ingin sekali mendatanginya untuk berguru cara merawat kuda. Beliau terkagum-kagum melihat kuda Jayeng Katon. Kuda itu badannya tinggi, tubuhnya ramping, kulitnya hitam, bulunya mengkilat. Kuda itu diberi nama kuda Sembrani. Kuda iyu sangat penurut kepada majikannya. Meskipun tan ada seutas tali yang mengikatnya, kuda tidak mau pergi meninggalkan tempatnya. Kuda pintar sekali terhadap bahasa isyarat yang diberikan oleh majikannya. Kuda itu menuruti segala perintah tuannya.
Kanjeng Sepuh sangat takjub dan tertarik terhadap kuda itu. Beliau ingin sekali mempunyai kuda-kuda seperti kuda yang dimiliki Jayeng Katon. Beliau lebih takjub lagi kepada pemilik kuda itu. Jayeng Katon ternyata seorang ulama yang alim, bersahaja, dan memiliki ilmu kanoragan yang tinggi. Jayeng Katon juga sebagai pemangku pondok Ujungpangkah Beliau bisa mengukur kedalam ilmu seseorang karena beliau sendiri seorang ulama.
 Pada pertemuan itu Kanjeng Sepuh meminta kepada Jayeng Katon untuk merawatkan kuda-kuda beliau. Beliau ingin sekali memiliki kuida-kuda yang bagus-bagus dan penurut. Jayeng Katon tidak dapat menolak permintaan bupati di wilayah Sidayu itu. Sebagai penduduk yang baik Jayeng Katon merasa bangga bisa memenuhi permintaan bupatinya.
Kanjeng Sepuh mengirimkan kuda-kuda beliau ke Ujungpangkah untuk dirawatkan kepada Jayeng Katon. Kuda-kuda itu ditempatkan di sebuah tanah lapang sekitar enam ratus meter ke timur dari pondok Ujungpangkah atau rumah Jayeng Katon. Kuda-kuda itu dibiarkan bebas di tanah lapang itu. Jayeng Katon menyediakan tempat berteduh kuda-kuda itu secara terbuka. Tidak ada pagar atau batas. Namun, kuda-kuda itu tidak meninggalkan area tanah lapang tempat merumput. Tempat itu dikenal dengan nama Monok karena di tempat itu banyak penekan atau tumpukan kotoran kuda. Di bagian selatan tanah lapang itu disediakan jambangan atau bejana yang selalu penuh diisi air untuk tempat minum kuda-kuda Kanjeng Sepuh. Tempat itu dikenal dengan sebutan Jambangan.
Suatu ketika, Kanjeng Sepuh bersilaturrahim ke Pondok Ujungpangkah yang diasuh oleh Jayeng Katon sambil ingin melihat-melihat kuda-kuda yang telah dititipkan. Beliau sangat senang melihat kuda-kuda beliau. Beliau tidak menyangka kuda-kuda itu berubah


menjadi kuda-kuda yang bangus dan penurut. Saking senangnya, beliau menghadiahi lima ekor kuda untuk kelima putra Jayeng Katon, yaitu Pendel Wesi, Jaka Karang Wesi, Jaka Berek Sawonggaling, Jaka Sekintel Cinde Amo, dan Jaka Slining.
Ketika Kanjeng Sepuh di Ujungpangkah beliau tertarik sekali melihat pohon-pohon asem yang tumbuh di Ujungpasngkah. Pikiran beliau melayang ke wilayah Sidayu yang gersang karena kurangnya penghijauan. Pikiran itu diungkapkan kepada Jayeng Katon. Jayeng Katon mengerti kemauan tamunya itu. Jayeng Katon menyanggupinya.
Suatu malam yang telah dijanjikan Jayeng Katon datang ke Sidayu, beliau menanam bibit-bibit pohon asem dari Ujungpangkah itu di sepanjang kanan kiri jalan di wilayah Sidayu sesuai dengan permintaan Kanjeng Sepuh. Bibit-bibit pohon asem itu tumbuh dan berkembang dengan baik di Sidayu. Pohon-pohon itu hingga kini masih menjadi saksi kesetiaan seorang penduduk kepada pejabatnya.
Untuk kesekian kalinya Kanjeng Sepuh hadir di Ujungpangkah. Kali ini beliau hadir dengan membawa persoalan yang berat. Betapa tidak, beliau meminta kepada Jayeng Katon untuk menghadapi seekor banteng. Kanjeng Sepuh menerima sayembara dari atasannya bahwa bupati yang bisa mengalahkan banteng akan dinaikkan pangkatnya dan diperluas wilayah kekuasaannya.
Jayeng Katon alias Jiwosuto berpikir dengan tenang dan diam beberapa saat sebelum memberikan jawaban terhadap permintaan itu. Dengan nada rendah Jayeng Katon akan berusaha membantunya. Berbunga-bunga hati Kanjeng Sepuh mendengar jawaban yang keluar dari mulut orang yang sangat dikagumi itu.
Pada saat yang telah ditentukan Kanjeng Sepuh, Jayeng Katon dan rombongan dari pejabat kabupaten Sidayu berangkat menuju alun-alun Tuban untuk menghadiri sayembara itu. Sebelum berangkat Jayeng Katon meminta kepada Kanjeng Sepuh untuk bertukar baju dengan baju dengan Jayeng Katon. Setelah bertukar baju wajah Jayeng Katon berubah menjadi Kanjeng Sepuh. Begitu juga sebaliknya.
Dalam sayembara adu dengan banteng itu Jayeng Katon yang berpakaian kebesaran kabupaten Sidayu dapat mengalahkan banteng. Banteng itu dikeplak menjadi hancur berkeping-keping. Rombangan Kanjeng Sepuh pulang ke Sidayu dengan membawa kemenangan dan perasaan lega.
Atas jasa-jasa Jayeng Katon, Kanjeng Sepuh memberikan beberapa penghargaan atau hadiah kepada Jayeng Katon. Beliau memberikan beslit kepada Jayeng Katon sebagai naib Ujungpangkah  selama tujuh turunan, Memberikan kewenangan penuh kepada Jayeng Katon untuk mengatur pemerintahan wilayah Ujungpangkah.Ujungpangkah dijadikan sebagai tanah merdikan  atau semacam otonom di bawah kekuasaan Jayeng Katon, namun masih tetap berada di bawah wilayah kabupaten Sidayu.
Disamping itu, Kanjeng Sepuh membangunkan tugu di dua pintu masuk Ujungpangkah. Satu tugu di pintu masuk dari timur dan satu tugu di pintu masuk dari barat. Namun sayang, sekali lagi sayang tugu bersejarah itu kini tinggal satu, yaitu  yang berada di di pintu masuk dari arah timut. Kini tempatnya berada di kampung Tampomas Pangkahwetan Ujungpangkah. Tugu itu pun kini merana karena pemerintah setempat tidak pernah memperhatikan. Mungkin  karena ketidaktahuannya. Tugu yang berada di pintu masuk dari arah barat (sekarang berada di sisi makam Tembok Watu Pangkahwetan) sudah lama roboh sekitar tahun 1970-an karena dimakan usia dan tidak ada yang peduli merawatnya. Kewajiban generasi penerus bangsa untuk melestarikan aset peninggalan bersejarah sebeleum aset-aset itu hilang ditelan masa. Oh, alangkah sayangnya.

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedikit berbagi pengalaman siapa tau bermanfaat
      Sudah berkali-kali saya mencari tempat yang menyediakan pesugihan, mungkin lebihdari 15 kali saya mencari paranormal mulai dari daerah jawa Garut, Sukabumi, cirebon, semarang, hingga pernah sampai kebali , namun tidak satupun berhasil, niat mendapat uangdengan jalan pintas namun yang ada malah kehabisan uang hingga puluhan juta, suatu hari saya sedang isengbuka-buka internet dan menemukan website dari ustad hakim, sebenarnya sayaragu-ragu jangan sampai sama dengan yang lainnya tidak ada hasil juga, saya coba konsultasikan dan bertanya meminta petunjuk pesugihan apa yang bagus dan cepat untuk saya, nasehatnya pada saya hanya di suruh YAKIN dan melaksanakan apa yang di sampaikan pak.ustad, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Alhamdulilah akhirnya 2M yang saya tunggu-tunggu tdk mengecewakan, yang di janjikan cair keesokan harinya, kini sayasu dahmelunasi hutang-hutang saya dan saat ini saya sudah memiliki usaha sendiri di jakarta, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi ustad.hakim bawazier di 085210335409 pasti akan di bantu, atau buka websitenya agar lebih di mengerti
      http://pesugihan-islami88.blogspot.co.id/


























































































































































      Sedikit berbagi pengalaman siapa tau bermanfaat
      Sudah berkali-kali saya mencari tempat yang menyediakan pesugihan, mungkin lebihdari 15 kali saya mencari paranormal mulai dari daerah jawa Garut, Sukabumi, cirebon, semarang, hingga pernah sampai kebali , namun tidak satupun berhasil, niat mendapat uangdengan jalan pintas namun yang ada malah kehabisan uang hingga puluhan juta, suatu hari saya sedang isengbuka-buka internet dan menemukan website dari ustad hakim, sebenarnya sayaragu-ragu jangan sampai sama dengan yang lainnya tidak ada hasil juga, saya coba konsultasikan dan bertanya meminta petunjuk pesugihan apa yang bagus dan cepat untuk saya, nasehatnya pada saya hanya di suruh YAKIN dan melaksanakan apa yang di sampaikan pak.ustad, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Alhamdulilah akhirnya 2M yang saya tunggu-tunggu tdk mengecewakan, yang di janjikan cair keesokan harinya, kini sayasu dahmelunasi hutang-hutang saya dan saat ini saya sudah memiliki usaha sendiri di jakarta, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi ustad.hakim bawazier di 085210335409 pasti akan di bantu, atau buka websitenya agar lebih di mengerti
      http://pesugihan-islami88.blogspot.co.id/

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus